MENU

Kamis, 20 September 2012

Kondisi Pendidikan Indonesia Saat Ini


Momentum Hari Pendidikan Nasional selalu menjadi sebuah peringatan akan pentingnya pendidikan bagi sebuah bangsa. Peringatan ini juga menjadi perenungan bersama mengenai kualitas pendidikan di negara kita, Indonesia. Lalu, bagaimana kondisi pendidikan Indonesia saat ini?
Jika kita lihat saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih saja memprihatinkan, diantaranya mengenai fasilitas pendidikan di daerah-daerah, baik sarana maupun prasarana pendidikan. Masih saja terdengar kabar ada bangunan sekolah yang tidak layak untuk digunakan,Sebagai contoh, diberitakan bahwa masih ada sekitar 2.000 ruang kelas di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dalam kondisi memprihatinkan. Bahkan kondisi ruang kelas tersebut tidak layak pakai untuk proses belajar-mengajar. Tak hanya itu saja, ada pula daerah-daerah yang kekurangan tenaga guru untuk mengajar.
Belum lagi masalah moral generasi muda kita. Sekarang ini banyak generasi muda kita yang lebih mengandalkan otot daripada otak, Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah ke dunia kampus. kita jarang  melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan perilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang – menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ?
Semua itu bisa terjadi karena kurang seriusnya pemerintah dalam menangani bidang pendidikan, ditambah lagi dengan bobroknya moral pejabat – pejabat kita, seperti korupsi, suap, mengumpat di sidang paripurna, dan sebagainya, padahal mereka rata – rata berpendidikan tinggi, belum lagi peran orang tua yang kurang mendidik, seperti Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya, kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat.
Dengan demikian, apabila kita ingin memperbaiki kualitas pendidikan dan mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.
Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan. Amien…,

Dikutip dari: Click This

Rabu, 19 September 2012

PENDIDIKAN UNTUK MEMAJUKAN BANGSA


  Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mampu untuk menggunakan semua sumber daya yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Kekayaan alam, kenakeragaman budaya, suku bangsa, dan bahasa yang ada di Indonesia akan dapat dimaksimalkan penggunaannya untuk menunjang kemajuan negara.
            Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kecerdasan dan kualitas bangsa adalah dengan meningkatkan pendidikan dari semua sumber daya manusianya. Di dalam dunia pendidikan, kita mengenal 2 macam pendidikan, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non-formal.
            Apakah  yang dimaksud dengan pendidikan formal? Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal ini terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
            Untuk mendukung kecerdasan bangsa, pemerintah melalu Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) membuat program yang dinamakan “Wajib Belajar 9 Tahun”. Program ini dibuat agar setiap Warga Negara Indonesia (WNI) dapat mengetahui pentingnya pendidikan.
            Mengacu pada UUD 1945, landasan pokok keberadaan sistem pendidikan nasional adalah UUD 1945 Bab XIII, Pasal 31, ayat (1), yang menyatakan bahwa : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.” Artinya bahwa setiap WNI memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan untuk dirinya sendiri, terutama pendidikan formal selama 9 tahun.
            Selain pendidikan formal pemerintah juga mewadahi pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal ini biasanya ditempuh untuk menunjang prestasi belajar di sekolah. Biasanya pendidikan non-formal disebut dengan kursus.
            Mengikuti kursus belajar pada lembaga bimbingan belajar ataupun secara privat merupakan salah satu cara yang ditempuh siswa untuk menambah waktu belajar mereka mengenai pelajaran sekolah. Biasanya lembaga bimbingan belajar memberikan kursus seperti pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lain sebagainya.
            Selain pendidikan non-formal tersebut di atas, siswa juga dapat menerima pendidikan di bidang kesenian, seperti kursus menari, kursus musik, teater, dan lain sebagainya; serta kursus di bidang olah raga, di bidang tata boga, di bidang fotografi, dan lain sebagainya.
            Pendidikan non-formal ini sangat penting bagi para siswa untuk menunjang kreativitas siswa, terutama kursus di bidang kesenian dan olah raga. Dengan mengikuti pendidikan non-formal tersebut mereka dapat menyalurkan hobi siswa sekaligus memiliki keahlian tertentu. Hal positif lainnya yang tak kalah penting dengan mengikuti pendidikan non-formal ini adalah siswa dapat belajar berinteraksi dengan orang lain diluar lingkungannya sendiri, sehingga membuat siswa terbiasa untuk membangunnetworking sedari dini.
            Begitu banyak jenis pendidikan yang bisa diberikan kepada siswa agar siswa dapat memiliki identitas diri yang dapat dibanggakan untuk bangsanya. Pendidikan yang paling dekat dengan diri siswa adalah pendidikan yang diberikan oleh para orang tua dan setelah itu oleh para pengajar Orang tua dan pengajar dapat menyadarkan para siswa akan pentingnya arti ilmu bagi dirinya, agamanya, dan terutama bagi bangsanya dimana kemajuan bangsa akan menjadi tanggung jawab para siswa tersebut dikemudian hari.

Dikutip dari Click This